Selasa, 25 November 2008

PEMBELAJARAN KARAKTER

Character building… character building..!! Ya.. akhir-akhir ini kita sering mendengar kalimat dan seruan ini. Pendidikan karakter atau pembentukan karakter pada akhir-akhir ini mendapat tempat dalam pembicaraan banyak orang, instansi dan perusahaan. Bahkan mendapat porsi perhatian yang lebih. Dibanyak tempat, pendidikan karakter diseminarkan dan diworkshopkan. Bukan hanya di sekolah-sekolah, akan tetapi perusahaan-perusahaan sudah mencanangkan gerakan pendidikan karakter. Sepertinya sekolah dan perusahaan berlomba untuk membentuk anggotanya menjadi manusia berkarakter.

Secara khusus, sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dalam programnya mencantumkan dan mempromosikan pendidikan karakter dalam program sekolahnya. Memang benar bahwa pendidikan karakter anak di sekolah sangat penting dan itu sangat perlu. Akan tetapi, kalau kita lihat secara jujur, orang tua berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah. Orang tua berharap, sekolah akan membentuk karakter anaknya. Kalau anak-anak nakal, dan berprilaku tidak sopan maka yang salah adalah sekolah. Sekolah tidak bisa mendidik murid-muridnya. Ini merupakan salah kaprah yang pertama.

Salah kaprah kedua adalah anggapan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak. Lihat dan perhatikan seminar-seminar yang diadakan, kebanyakan bertemakan bagaimana mendidik karakter anak, membentuk karakter anak, menjadikan anak berprilaku baik dan lain-lainnya. Jarang sekali kita menemukan seminar-seminar yang bertemakan bagaimana membentuk dan mendidik karakter orang tua ataupun orang dewasa. Dalam hal ini seolah-olah hanya anaklah yang memerlukan pendidikan dan dibentuk karakternya, sedangkan orang tua atau orang dewasa tidak memerlukan hal itu. Ini merupakan satu kesalahan yang ada dalam pikiran masyarakat kita. Dan kesalahan-kesalahan ini harus diluruskan kepada hal yang benar.

Pendidikan karakter yang utama dan pertama dimulai didalam keluarga dan oleh orang tua. Di dalam keluargalah orang dewasa (orang tua) yang pertama-tama harus membentuk dan mendidik karakternya. Orang dewasa (orang tua) secara otodidak mengembangkan karakternya. Setelah itu atau secara bersamaan mendidik anak-anaknya. Seraya mendidik dan membentuk diri sendiri, orang tua juga mendidik anak-anaknya.

Bagaimana orang dewasa (orang tua) dapat mendidik dirinya dan juga sekaligus mendidik keluarganya (anak-anaknya)? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam keluarga untuk membentuk karakter keluarganya.

1. Komitmen pada prioritas.
Orang tua (orang dewasa) dapat memilih bagi dirinya sendiri dan atau keluarganya suatu karakter yang baik atau karakter yang terpuji. Terutama komitmen kepada diri sendiri untuk bertumbuh menjadi teladan dalam karakter baik. Ini adalah suatu pilihan yang dapat dipilih, ini suatu kesadaran dan bukan sesuatu yang diterima begitu saja. Dengan komitmen tersebut maka kita mengambil suatu keputusan, mengambil suatu tindakan berdasarkan komitmen yang telah dibuat. Hal-hal yang bertentangan dan semua yang kontra dengan komitmen tersebut perlu dihindari. Artinya bahwa setiap hari, ke dalam diri sendiri harus menambhakan karakter baik.
Orang tua harus berani mengambil suatu keputusan dan memutuskan untuk menjadi keluarga yang sukses menerapkan karakter.

2. Perencanaan.
Setiap orang tua perlu mengambil waktu untuk mengevaluasi kehidupan diri dan kehidupan keluarga. Kekuatan-kekuatan apa saja yang ada dalam diri sendiri maupun dalam anggota keluarga lainnya. Dan kelemahan apa yang ada. Kemudian buatlah suatu langkah maju, suatu langkah berani untuk mengatasi kelemahan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan. Buatlah kualitas-kualitas karakter untuk mengatasi kelemahan yang ada. Jangan membiarkan suatu kelemahan menguasai keadaan, berubahlah.... Buatlah sasaran yang ingin dicapai untuk mengubah keadaan.
3. Implementasi
Komitmen, tekad dan perencanaan tidak akan membantu bila tidak ada implementasi. Justru komitmen, perencanaan tanpa implementasi, tanpa penerapan akan memperburuk keadaan saja.
Ok, salam, heri